oke128– Status Francesco Bagnaia sebagai pembalap nomor satu di tim pabrikan Ducati dinilai kian luntur seiring performa hebat Marc Marquez.
Berada di tim hebat lebih dulu seperti Ducati tidak menjamin langkah Francesco Bagnaia bisa berjalan mulus terlebih dengan kedatangan Marc Marquez sebagai rekan.
Murid kebanggaan Valentino Rossi itu mengukir hasil yang tidak secemerlang Marquez dalam dua seri awal MotoGP 2025 di Thailand dan Argentina.
Bagnaia selalu finis di https://cybernet12.web.id/ belakang rider berjuluk Baby Alien itu yang menang pada sesi sprint dan balapan utama di dua seri tersebut.
Adapun Bagnaia sendiri, dia mendapatkan finis di tempat ketiga dalam sesi sprint dan balapan utama di Thailand.
Rider berusia 27 tahun itu juga masih kurang mumpuni saat GP Argentina di mana dia finis di urutan ketiga saat sprint dan melorot satu tempat pada main race.
Tak ayal, Bagnaia kini menduduki peringkat ketiga dalam tabel klasemen sementara MotoGP 2025 dengan raihan total 43 poin.
Dengan raihan tersebut, juara dunia kelas MotoGP musim 2022 dan 2023 itu tertinggal 31 angka dari Marquez yang semakin kokoh menduduki puncak klasemen.
Apa yang sedang dialami Bagnaia pada dua balapan awal dan selalu kalah dari Marquez mengundang perhatian pengamat MotoGP, Carlo Pernat.

Pria asal Italia itu menyebut Marquez dan Ducati telah melahirkan kombinasi yang sulit dikalahkan rival, termasuk Bagnaia.
“Tepuk tangan meriah untuk Ducati dan Marquez, yang kembali ke performa terbaiknya dan hampir mustahil untuk dikalahkan,” kata Pernat, dilansir dari Motosan.
“Apakah Bagnaia tahu sesuatu tentang ini? Dia jelas memiliki masalah, bukan hanya masalah teknis, tapi saya rasa itu bukan karena motornya Marquez; motor mereka sama,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Pernat menilai kemenangan demi kemenangan yang didapatkan Marquez membawa dampak bagi mental bertarung Bagnaia pada musim ini.
Bagaimana tidak? Beban itu datang lantaran dia melaju dengan motor yang memiliki spesifikasi yang sama seperti Marquez.
Mantan manajer Valentino Rossi tersebut merasa 60 persen masalah yang dihadapi Bagnaia saat ini adalah pada masalah mentalnya.
“Bagnaia mungkin lebih profesional dan mengendarai motor dengan performa terbaiknya saat motornya 100 persen sempurna,” kata Pernat.
“Tetapi harus dikatakan bahwa dia sangat menderita dibandingkan dengan rekan setimnya.”
“Yang lain tidak terlalu menderita karena mereka bukan rekan setimnya, jadi mereka sedikit mengalaminya dari luar.”
“Bagnaia berada di pit dan mungkin melihat perbedaannya, dan menurut saya, 60 persen dari perbedaan ini adalah pada masalah mental,” imbuhnya.
Sebagai orang yang lebih dulu bergabung ke Ducati, Bagnaia tentu sudah menjadi andalan dan pemimpin meski faktanya raihan gelar Marquez jauh lebih banyak.
Akan tetapi, dominasi yang ditunjukkan rider Spanyol itu di dua seri awal membuat label pemimpin Bagnaia di Ducati mulai terkikis.
“Bagnaia merasa seperti orang nomor satu di Ducati dan dia benar,” ucap Pernat menjelaskan.
“Dia melihat kepemimpinannya terkikis dari hari ke hari dan saya harap dia pasti memiliki kesempatan di belakang karena dia sangat kuat.”
“Dia telah memenangkan dua gelar juara dunia MotoGP dan itu bukan kebetulan.”
“Ayo Pecco, meski saat ini mungkin situasi tersulit dalam kariernya, juga karena kami masih berada di awal kejuaraan,” imbuhnya.
Pernat berharap Bagnaia bisa segera bangkit mendapatkan hasil baik terutama dalam seri berikutnya di Austin, Texas, Amerika Serikat.
“Ini adalah kejuaraan yang bagus karena sementara itu para pabrikan sedang bekerja, status konsesi diperlukan,” kata Pernat.
“Kita lihat saja nanti, tapi yang jelas Ducati masih mendominasi, seperti tahun lalu.”
“Mungkin lebih buruk lagi, karena sekarang semua orang memiliki Ducati 2024, dan motor ini benar-benar tak terkalahkan.”
“Mari kita tunggu di Austin, meski ini adalah kandang Marc Marquez, semua orang berpikir dia akan memiliki keunggulan di sana,” imbuhnya.