BOLASPORT.COM – Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, mengakui sudah muak dengan keluhan yang berulang-ulang dari pembalapnya yakni Francesco Bagnaia.
Francesco Bagnaia bolak-balik mengungkapkan keluhan terhadap motor Ducati Desmosedici GP25 karena hilangnya sensasi bagus pada bagian depan sepanjang MotoGP 2025.
Feeling pada ban depan sangat penting bagi Bagnaia karena menjadi fondasi dari keberhasilannya dalam mengekstrak kecepatan menikung dari motor Ducati yang dulu dicap modal tenaga besar doang.
Gestur putus asa hingga pencapaian yang terus menurun tidak membantu meredakan suasana muram di garasi Juara Dunia MotoGP dua kali itu.
Posisi ke-12 yang diraih Bagnaia dalam balapan Sprint seri kedelapan MotoGP di Motorland Aragon, Spanyol, pada Sabtu (7/6/2025), memperparah rapornya.
Secercah harapan hadir ketika Bagnaia tampil kompetitif untuk finis ketiga dalam balapan utama yang digelar pada Minggu (8/6/2025) kemarin.
Bagnaia sempat mendapatkan ancaman dan disalip oleh pembalap Red Bull KTM Factory, Pedro Acosta.
Meski begitu, pembalap asal Chivasso itu akhirnya berhasil finis untuk tangga terakhir podium dan bahkan sempat menunjukkan potensi untuk mengejar posisi runner-up.
Bagnaia akhirnya kembali ke podium setelah dua akhir pekan yang mengecewakan pada GP Prancis dan GP Inggris Raya.
Tardozzi senang dengan hasil yang didapat Bagnaia pada MotoGP Aragon.
“Kami benar-benar sangat senang untuk Pecco yang tampaknya telah kembali,” kata Tardozzi dilansir BolaSport.com dari Crash.net.
“Kami sangat senang karena para insinyur telah bekerja dalam beberapa balapan terakhir untuk mencoba menemukan kembali perasaan di bagian depan ini.”
Tardozzi mengungkapkan bahwa perubahan yang dilakukan kru Bagnaia cukup berhasil meski tidak mau menjelaskannya secara rinci.
Tujuannya kini adalah mempersiapkan diri untuk seri berikutnya yaitu MotoGP Italia pada 20-22 Juni 2025, balapan kandang bagi Ducati.
Bagnaia telah menjadi pembalap Italia yang memenangi balapan GP Italia di atas motor Italia selama tiga musim beruntun pada 2022-2024, termasuk dengan balapan Sprint-nya.
“Hanya hal-hal kecil di bagian depan. Saya tidak ingin membicarakannya, mungkin Pecco (Bagnaia) yang akan mengatakannya,” ujarnya.
“Tapi bagaimanapun juga, saya pikir ini adalah sesuatu yang tidak pernah kami pikirkan sebelumnya dan setelah berdiskusi dengannya kemarin, insinyur balapnya memiliki ide ini dan akhirnya berhasil.”
“Jadi, mari kita lihat apakah kami bisa meningkatkannya besok,” ucap Tardozzi merujuk tes tengah musim di Aragon pada Senin (9/6/2025) hari ini.
Solusi yang akhirnya ditemukan memberi kelegaan bagi Tardozzi.
Ducati berada di bawah tekanan karena penurunan signifikan yang dialami Bagnaia. Dari seorang Juara Dunia dan langganan podium teratas, Bagnaia keteteran untuk sekadar finis di posisi kedua.
Tardozzi tidak menahan diri untuk mengatakan bahwa Ducati sudah muak mendengar keluhan yang sama dan berulang dari Pecco Bagnaia.
Meski begitu, dia menekankan kekesalan timnya tidak bersumber dari Bagnaia melainkan ketidakmampuan Ducati untuk menemukan solusinya.
“Saya pikir kami muak mendengar hal yang sama dari Pecco, bukan karena kami tak mempercayainya, tapi karena kami tak bisa menemukan solusi untuk masalahnya,” ujar Tardozzi.
“Dan akhirnya hari ini terasa menenangkan, kami menemukan sesuatu yang telah kami cari sejak di Jerez, Le Mans, Silverstone.”
“Dan akhirnya di sini kami menemukan sesuatu. Kami perlu meningkatkan area ini dan saya pikir kami akan memiliki Pecco yang fantastis di Mugello,” ujarnya.